Senin, 22 Juni 2015

kebudayaan


BAB I
PENDAHULUAN
1.I .Latar Belakang Masalah
Kehidupan manusia sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan seimbang.
Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia dapat membedakan antara yang hak dengan yang bukan hak, antara kewajiban dan yang bukan kewajiban. Sehingga norma-norma dalam lingkungan berjalan dengan harmonis dan seimbang. Agar norma-norma tersebut berjalan haruslah manusia di didik dengan berkesinambungan dari “dalam ayunan hingga ia wafat”, agar hasil dari pendidikan –yakni kebudayaan– dapat diimplementasikan dimasyaakat.
Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai “motivator” terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.

1.II . Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kebudayaan ?
2. Apa pengertian hakikat kebudayaan ?
4. Jelasakan masalah hakikat kebudayaan ?
1.III. Tujuan Penulisan
• Untuk mengetahui pengertian kebudayaan.
• Untuk mengetahui pengertian hakikat.
• Untuk mengetahui masalah hakikat yang ada dalam kebudayaan.







BAB II
PEMBAHASAN
2.I. Pengertian Kebudayaan
Kata “ kebudayaan” berasal dari ( bahasa sangsekerta ) buddhayah yang merupakan jamak kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. kebudayaan diartikan sebagai “ hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”.
Adapun istilah cultureyang merupakan istilah bahasa asing  yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari kata latin colore. artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. dari asal arti tersebut, yaitu celore kemudian colture, diartikan sebagai daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusai sebagai anggota masyarakat.

2.II. Pengertian Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah hal – hal yang berkaitan mutlak dalam kehidupan manusia dan merupakan hal – hal yang secara pasti akan terjadi secara historis. Hakekat manusia itu sendiri adalah suatu sejarah, maka hakekat manusia itu sendirinya hanya dapat dilihat dalam sejarah perjalana manusia itu sendiri.
Hakikat Masalah Kebudayaan :
2.III. Masalah Mengenai Hakikat Hidup Manusia
Hakekat hidup manusia merupakan orientasi yang menunjuk pada karakter pembawaan sifat manusia. Yang dipandang sebagai pembawaan yang baik, jahat, atau campuran dari itu. Manusia di pandang tidak hanya sebagai baik atau jahat tetapi juga untuk merubah dan tidak dapat berubah. Kita harus mengakui bahwa hubungan manusia sebagai campuran baik dan buruk, sedangkan yang tidak sama adalah sebagai pandangan adalah netral.
Hakikat hidup setiap manusia berbeda, setiap orang mempunyai tujuan hidup dan prinsip yang berbeda-beda. Seseorang yang memiliki tujuan dan prinsip dalam hidupnya pasti setiap bertingkah ataupun yang lainnya akan berfikir imbasnya apa yang akan dilakukan, dan orang yang mempunyai tujuan hidupnya akan disiplin  sangat berbeda sama orang yang tidak mempunyai tujuan dan prinsip dalam hidupnya yang bertingkah semaunya tanpa memikirkan imbasnya.
2.IV. Masalah Mengenai Hakikat Karya Manusia
                 Setiap kebudayaan hakitnya berbeda-beda gerak hidup untuk menambah karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
Aktifitas manusia dapat dilihat dalam tiga cara, yaitu :
1.Doing
Merupakan orientasi yang melibatkan pada tipe aktifitas yang hasilnya tampak pada eksternal individu yang diukur dengan sesuatu.
2.Being
Merupakan lawan yang exterm dari orientasi doing.
3.Becoming
Merupakan integrasi keseluruhan pada perkembangan diri.
              Setiap orang mempunyai bakat dan potensi masing-masing dimana itu akan menghasilkan sebuah karya yang tercipta oleh sendiri , sehingga orang itu
mempunyai kedudukan dan dipandang hebat oleh orang lain dan potensi itu bisa mewujudkan karya yang terus berkembang dan menciptakan karya yang baru dan lebih kreatif. Budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret. Budaya yang bersifat abstrak budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya terwujud dalam ide, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan cita-cita. Jadi budaya yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang menjadi cita-cita atau harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi kesepakatan. Budaya yang bersifat konkret wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan aktivitas manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan.

2.V. Masalah Mengenai dari Kedudukan Manusia dalam Ruang Waktu
Ada budaya yang memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.
Orientasi masa lampau sangat berbeda dengan masa kini dimana seseorang bisa merubah kebudayaan dari masa lalu yang menjadikan kebudayaan masa kini lebih dominan seperti dalam berkomunikasi pada masa lalu yang mengunakan surat menyurat tapi masa sekarang teknologi sudah canggih bisa menggunakan sms/email untuk berkomunikasi, Seperti halnya dalam berpakain dimana pada masa lampau masih berpakain menggunakan baju adat daerahnya, tapi sekarang gaya berpakain sudah meniru gaya kebarat-baratan. Walaupun masa kini lebih dominan tapi nilai kebudayaan pada masa lampau jangan sampai hilang dalam diri kita karna masa yang berbeda.
2.VI. Masalah Mengenai Hakikat Hubungan Manusia dengan Alam Sekitarnya
Ada yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.

Terdapat tiga tipe utama hubungan manusia dengan alam , yaitu :
1.Menguasai alam, orientasi ini melihat bahwa semua kekuatan alam dapat mengatasi masalah.
2. Harmoni dengan alam, memiliki makna bahwa tidak ada perbedaan antara kehidupan
manusia,sifat dan supernatural.
3. Penaklukan kepada alam yang unggul dinegara seperti spanyol, Amerika. Yaitu kita percaya bahwa tidak ada sesuatu yang dapat dikerjakan untuk mengontrol alam jika ada
ancaman, tidak sesuatu pun yang dapat terlepas dari bahaya.
Ada kebudayaan-kebudayaan memandang alam sebagai suatu hal yang begitu dahsyat sehingga manusia pada hakIkatnya hanya dapat bersifat menyerah saja tanpa dapat berusaha banyak, sebaliknya banyak pula kebudayaan lain yang memandang alam sebagai suatu hal yang dapat dilawan oleh manusia dan mewajibkan manusia untuk selalu berusaha menaklukkan alam. Kebudayaan lain lagi menganggap bahwa manusia hanya dapat berusaha mencari keselarasan dengan alam. Hubungan manusia dengan harus terjalin dimana mausia yang harus bisa berperan membuat alam menjadi lebih indah dan jangan hanya bisa menikmati dan membuat alam menjadi rusak dan kita sebagai pelaku harus bisa menjaga seperti dengan alam yang membuat kita lebih nyaman.

2.VII. Masalah Mengenai Hakikat Hubungan Manusia dengan Sesama
Ada kebudayaan-kebudayaan yang sangat mementingkan hubungan vertikal antara manusia dengan sesamanya. Dalam tingkah lakunya manusia yang hidup dalam suatu kebudayaan serupa itu akan berpedoman kepada tokoh-tokoh pemimpin orang-orang senior, atau orang-orang atasan. Kebudayaan lain lebih mementingkan hubungan horizontal antara manusia dengan sesamanya. Orang dalam suatu kebudayaan serupa itu akan sangat merasa tergantung kepada sesamanya, dan usaha untuk memilihara hubungan baik dengan tetangganya dan sesamanya merupakan suatu hal yang dianggap sangat penting dalam hidup, kecuali itu ada banyak kebudayaan lain yang tidak membenarkan anggapan bahwa manusia itu tergantung kepada orang lain dalam hidupnya. Kebudayaan-kebudayaan serupa itu, yang sangat mementingkan individualime, menilai tinggi anggapan bahwa manusia terus berdiri sendiri dalam hidupnya, dan sedapat mungkin mencapai tujuannya dengan bantuan orang lain sedikit mungkin.
Orientasi saya setiap orang mempunyai hakikat tujuan hidup yang berbeda ada yang menghabiskan waktu selama hidup untuk berpoya-poya dan ada juga orang yang memanfaatkan hidupnya kearah yang lebih bermanfaat dan saya mempunyai prinsip dan tujuan hidup untuk mewujudkan mimpi dan harapan selalu bersemangatmenjalani hidup dan berguna bagi nusa dan bangsa dengan cara belajar yang rajin dan bisa menerima saran kritik dari orang lain untuk membangun hidup yang lebih baik dan mematuhi norma yang berlaku . Hakikat dari karya manusia saya ingin menciptakan karya yang baru dan bermanfaat bagi semua orang dan tidak terlepas dari sitem nilai budaya baik buruknya  dalam sebuah pekerjaan yang dicari bukan jabatan sebagai status tetapi sebuah prestasi yang akan tercipta perwujudan kebudayaan yang bersifat nyata. Hakikat mausia dalam ruang dan waktu orientasi saya bisa memanfaatkn waktu semaksimal mungkin orientasi masa lalu adalah unggul dalam budaya dalam penempatan nilai yang tinggi pada tradisi dimasa lalu.
orientasi masa sekarang yaitu dimana orang-orang member perhatian yang relative kecil padaapa yang dikerjakan pada masa lalu dan pada apa yang akan
terjadi pada masa depan orientasi masa depan adalah masa yang memiliki nilai tinggi. Hakikat manusia dengan alam , alam anugerah nikmat dari tuhan dimana temapt beraktivitas manusia , yang mana harus selalu menjaganya sebagaimana alam memperlakukan kita. Hakikat hubungan manusia dengan sesama yang harus selalu menghargai antar sesama saling tolong menolong antar sesama.


















BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
- Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berakal, berbudi, dan berbudaya
- Wujud budaya dapat bersifat konkret yaitu sebagai ide, gagasan, norma dan peraturan bagi manusia dan abstrak yaitu sebagai tinfakan, peraturan, dan aktivitas manusia.
- Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa, rasa manusia yang diperoleh dari perkembangan manusia sebagai masyarakat.

 3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan pembaca. Selanjutnya pembuat makalah mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.








DAFTAR PUSTAKA
http://andriyanaade.blogspot.com/2013/04/ilmu-budaya-dasar-dalam-
pandangan-hidup.html
http://wirasaputra.wordpress.com/2011/10/13/nilai-budaya-sistem-nilai-dan-orientasi-nilai-budaya/






Tidak ada komentar:

Posting Komentar